Menyesap Diksi Penuh Adiksi Dari Jason Ranti | Sebuah Review

Demajors





Sebuah review musik sok asik, lanjutan dari artikel berjudul : Bertemu Pemuda Idaman Para Pemudi Bernama Jason Ranti




Dua atau tiga hari belakangan ini telinga saya mendapat asupan yang lumayan dari "Akibat Pergaulan Blues" milik Jason Ranti. Mendengarnya baru sekarang, saya sungguh merasa amat ketinggalan jaman. Album tersebut sudah dilempar ke pasaran sejak setahun lalu dibawah naungan  label musik demajors dan CD nya masih tersedia dibeberapa lapak penjualan daring.

Saya langsung memutar track "Bahaya Komunis" karena judulnya yang seksi. Saat didengar, ledak tawa meluncur dari rahang saya. Benar-benar musisi jenius. Jeje menertawai pemikiran orang-orang seperti Kivlan Zen dan Habib Rizieq Shihab dengan membuat lirik satir dan komedi gelap tentang isyu kebangkitan komunisme yang belakangan ini semarak. Saya tak ingin mendebat persoalan yang dicibirnya, saya memilih untuk menikmati saja diksi-diksi kocak yang Jason eja.

Oiya, untuk musikalitas, terakhir saya mendengar nuansa musik seperti ini dari band milik si Pohon Tua Dankee, Dialog Dini Hari. Hmmm, atau justru jika saya coba bongkar memori dikepala saya lebih dalam lagi, nuansa ini pernah ada pada karya-karya Iwan Fals. Petik akustik yang ciamik khas folks dan balada.


Selesai dengan itu, saya menemukan kegetiran yang dalam pada track berjudul "Pulang Ke Rahim Ibunya" . Sekali lagi saya harus berdiri dan mengangkat topi atas kecerdasan anak ini merangkai lirik. Entah pengalaman batin apa yang sanggup membuat Jeje begitu pandai mengandai cerita pada lagu ini. Dalam dan menyedihkan, bahkan jikapun kamu tak pernah punya pengalaman yang sama.

Getirnya perjalanan Lisa yang bosan hidup tapi tak juga mati, tentang keseksiannya yang justru menjerumus dosa seketika saat dia mendewasa, soal depresinya yang tak hilang meski sudah mencoba berbagai cara. Menghampiri Tuhan yang tak dikenalinya, mendirikan ibadah hanya karena merasa kalah. Semua dirangkai apik dalam lagu ini.

Lirik dengan jalan cerita seperti ini tak mungkin dirangkai orang tanpa pengalaman batin yang dalam.

"Doa Sejuta Umat" kembali berhasil membuat saya tergelak. Kritik soal legalisasi ganja, ketuhanan, sistem pendidikan, polisi moral, kebangsatan panitia keriaan yang suka seenaknya menawar honor bayaran para musisi, sampai kepada pasangan asmara yang benalu dilontarkan Jason pada lagu ini. Lucu, menghibur dan sekali lagi, Cerdas.

Track "Suci Maksimal" mengantarkan saya kepada perenungan akan banyaknya pelacur agama yang mengeksploitasi keyakinan sebagai kedok kebejatan. Bagaimana penjahat-penjahat iman ini bisa melewati malam-malam mereka dengan tidur pulas dan bermimpi luas, atau justru gelap dan buas? Pertanyaan yang diajukan Jason pada mereka yang doanya kencang tapi jahatnya tetap.



Gelak tawa kembali lagi tak bisa saya tahan saat mendengar "Anggurman". Lagu kritik satir kepada politisi yang sedemikian rupa membadut dengan kebijakan-kebijakan konyol mereka karena keracunan kekuasaan. Setidaknya itu yang saya tangkap dari lagu ini.

Romantisme mengalir deras pada lagu "Akibat Pergaulan Blues" , jelas romantisme khas Jason Ranti dengan pilihan kata dan kalimatnya yang unik. Jangan harap kamu akan menemukan kalimat-kalimat picisan seperti pada karya-karya Dewa 19 paska album Bintang Lima. Romantisme Jeje bukan tipikal kalimat puitis sayur. Dugaan saya, lagu ini merupakan kisah percintaan pribadi Jason Ranti. iya, saya memang terbiasa sok tahu.

"Stephani Anak Seni" mencerita soal tipikal gadis jurusan seni sok paling nyeni yang begitu akrab dengan keresahan dan intisari. Sedangkan "Variasi Pink" menyoal perdebatan abadi tentang sudut pandang pria dan wanita dalam memandang lipstik. Sekilas remeh dan tak penting, tapi nyatanya bahasan yang "Oh iya juga ya" saat saya dengar.

Album berisi 11 track dikemas dominasi gitar akustik dan harmonika yang begitu berasa. Nuansa yang jarang ada dewasa ini, atau mungkin saya yang mulai kurang bergaul, mengingat keterlambatan saya tentang album ini.

Point 8,5/10 saya berikan kepada album ini, dalam urusan musikalitas dan penulisan lirik, saya amat sangat merekomendasikan album ini. Bagi kamu yang jarang baca, kemungkinan akan kesulitan saat menalar lirik soal komunisme yang ada di track "Bahaya Komunis" dan banyak istilah di track "Doa Sejuta Umat" .. Tapi bukan persoalan besar karena musiknya yang sangat easy listening.

Dengan diksinya yang kaya raya, juga musiknya yang antik akan membuat kamu kecanduan parah. Overall, album ini sangat bergizi dan layak kamu beli. Untuk penampilan live nya, saya belum bisa bilang apa-apa karena belum pernah mencoba. Tapi video-video di youtube bisa lah kalian buat referensi..

12 Mei 2018
Eno kini tinggal di Twitland


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1