Eno Suratno Wongsodimedjo

Tak banyak orang tau kalau Vikri Rasta yang dikenal sebagai Aktor & Seniman Komedi Tunggal, juga adalah seorang musisi. Bersama Ferdy Taher, Vokalis band lawas, Element, Vikri pernah mencoba peruntungan di dunia musik dengan menggeber unit Raprock, Rocker Kasarung. Sayangnya, Unit RockRap tersebut tidak terlalu mendapat sambutan positif saat itu.. Kecintaan Vikri pada musik mengalahkan kecintaannya kepada dunia akting dan komedi. Setelah konsisten menggelar show tunggal bertajuk Ngacapruk sebanyak 4 seri sejak tahun 2016, bersama vokalis Shore, Ega Bagong, saat ini Vikri mulai serius mempromosikan album perdananya yang bertajuk #AlbumSederhana. "Ngacapruk adalah sebuah showcase tunggal Vikri & The Magic Friend. Pertama kali dibuat tahun 2016, bertepatan dengan rilisnya #AlbumSederhana. Sampai saat ini, Ngacapruk sudah jalan sebanyak 4 seri dan kami selalu melibatkan banyak seniman untuk berbagi panggung" - Jelas Manajemen Vikri melalui siaran persnya

Pic by: Ripstore Stop when you're on top, barangkali filosofi ini yang ingin diambil oleh unit Nu School Jamaican Sound, Shore. Setelah November tahun lalu merilis album ketiga milik mereka yang berjudul Dance Sing Mood dan mendapatkan sambutan positif, gerombolan ini justru memutuskan untuk membubarkan diri. "Alasan utama sih karena salah satu personil kita mau melanjutkan studi ke USA, itu aja sih, gak ada ribut-ribut atau apalah, maka dari itu rencananya kita akan gelar konser perpisahan gitu lah" ,  Terang Ega Bagong, Vokalis Shore saat ditemui disebuah acara musik di Bekasi. Konser farewell sedianya akan digelar pada Jumat, 14 September 2018 di Kopi Bang Prend, Kemang Utara. Dengan unit rap asal Bogor Medjai dan penyanyi reggae pendatang baru Vikri Rasta sebagai band pendamping. Shore terbentuk pada tahun 2004 di sebuah kampus di Jakarta Timur. Band yang digawangi oleh anak-anak fakultas sastra ini  telah merilis tiga album penuh yang berjudul Nu S

Solois asal kota kembang Bandung, Ian Zuliantama kembali merilis single terbaru yang diberi judul Maya Citra. Setelah sebelumnya pria berkepala plontos ini melepas 3 single dalam format solo yang didominasi gitar akustik, looping keyboard serta synth, kali ini nomor Maya Citra dikemas dalam format band. Cabik gitar elektrik dan dentum drum ikut berkejaran di lagu ini. Pengembangan dan eksplorasi musikalitas diri menjadi alasan utama keputusan pengubahan format solo akustik menjadi format band, ungkap Ian saat kami hubungi via surel. Single yang rencananya dirilis sebelum Ramadhan tahun 2018, agak molor beberapa bulan karena kendala produksi. "5 bulan pengerjaan, berbagai kendala, belajar hal baru, masuk ke pintu-pintu baru, bertemu banyak teman2 baru, tidak sempurna memang tapi saya belum ingin berhenti. Akhirnya #Mayacitra selesai. Jika berkenan & tidak merepotkan, silahkan sebarkan berita ini. Hatur Nuhun teman-teman" ungkap Ian panjang lebar melalui akun tw