Mengolok-olok Hiperbola Kedewasaan Bersama The Fellow, Si Anak TK | Sebuah Review



Tulisan ini berisi review musik sok asik saya tentang Album Perdana sekaligus satu-satunya dari Grup Musik Elektronik The Fellow yang berjudul Hiperbola. Album dilepas rilis sekira tahun 2011, sempat beberapa kali terlihat di kancah selama beberapa tahun kemudian sebelum akhirnya menghilang karena kesibukan masing-masing personilnya.



Mari memulai review ini dengan membawa kita semua kembali ke pertengahan tahun 2011. Kala itu saya masih menjadi seorang pengabdi masyarakat di sebuah perusahaan transportasi milik negara. Saya lupa kisah pastinya seperti apa, tapi yang jelas, saya sudah menggenggam sebuah kaset CD berwarna merah jambu tanpa cover di ruangan kerja saya. Di bagian belakang bongkahan cakram tersebut tertulis huruf-huruf dengan berbagai warna. The Fellow, huruf-huruf itu terbaca.

Saya kemudian memutar piringan tersebut dan langsung terdengar jingkrak genjreng akustik gitar yang kemudian disambar oleh bunyi-bunyian elektronik asik ala-ala The Upstair (maaf atas keterbatasan referensi musik saya saat itu), dengan lirik berbahasa inggris yang kejelasan lafalnya tak terlalu sulit.

Kemampuan linguistik saya yang tak terlalu bagus tertolong banyak oleh lafal artikulasi sang vokalis yang begitu jelas. Saya sudah menduga kalau mereka ini pasti grup musik lokal dari Indonesia. Dugaan saya tepat karena di beberapa menit sebelum lagu ini berakhir, dalam syairnya, vokalis dengan gamblang menyebut nama-nama daerah di Jakarta. Jatinegara, Cawang, Mampang Prapatan, Kalibata, Duren Tiga, Pasar Minggu..

Alay bgt bgst.jpg

Lagu tersebut di kemudian waktu saya tahu berjudul Morning Moccachino (karena CD yang saya punya tanpa cover ataupun daftar judul lagu), setelah saya berkesempatan bertemu Aryomocc sang vokalis di sosial media (terima kasih, internet).

Saya bertemu Aryo di platform sosial media Facebook setelah sempat mengobrak-abrik World Wide Web demi mencari informasi lanjutan tentang  bagaimana membeli atau setidaknya mengunduh lagu-lagu The Fellow, karena saat itu CD yang saya punya, hilang entah kemana lantaran tertinggal di mobil sewaan saat saya melakukan perjalanan wisata bersama kawan-kawan.

Morning Moccachino asik.. Beatnya menyemangati. Seperti judulnya, lagu ini cocok sekali didengar untuk menyambut pagi.




Track beralih ke Analogi.. Lagu bersyair bahasa inggris ini juga enak didengar. Kali ini saya tidak begitu paham lagu ini berkisah tentang apa. Saya juga tak terlalu ambil pusing perkara itu, toh lagu ini benar-benar nyaman didengar meski kata dan diksi dalam syair hanya saya nikmati sebagai bunyi tanpa memperdulikan arti.





Berikutnya, Gigi & Loli.. Lagu ini diisi dengan Irama riang dengan bunyi-bunyian elektronik yang entah bagaimana membentuk suasana jenaka. Saat saya dengar, liriknya ringan dengan cerita tentang rusaknya gigi sang penyanyi yang disebabkan terlalu banyak makan lolipop dan jarang menggosok gigi malam. Benar-benar menghibur.





Lalu, Antigoni.. Lagu yang tetap bertempo sedang, namun kali ini dengan cara  bernyanyi yang lebih lambat. Lagu bercerita soal pemuda hipster anti arus utama pada jamannya.. Lirik jenakanya mengolok-olok, membuat sebagian kalian para hipster pengejar budaya kekinian pada jaman itu mungkin tersindir. Tapi juga pasti tak bisa menahan senyum.






Selesai dengan Antigoni, telinga akan dimanja dengan irama ceria jenaka lagi untuk kesekian kalinya di track berjudul Kadal Badut. Saya gak akan banyak komentar, tapi yang pasti kalau kalian ingin sekali lekas punya pacar, lagu ini layak sekali kalian coba pakai untuk merayu perempuan.





Twenty One Panicky, Disko Anjing, Hiperbola & Pesta Non Listrik sama enaknya untuk kalian dengar dan bedah liriknya.. Jenaka, Satir, Mengolok-olok.. Pastinya juga menghibur tentu saja.














Track terakhir berjudul Anak TK. Lagu yang didaulat sebagai single perdana dan bahkan sempat dibuatkan Video klipnya ini tak bisa saya ungkap isinya di sini  karena kalian memang harus mendengarnya sendiri :))))))




Saat ini, saya tak tahu pasti apakah The Fellow sudah membubarkan diri, sekadar berhibernasi, mati suri atau apalah. Tapi sepengetahuan saya, Aryomocc masih berkarya dan sering membagikan single-single terbarunya via soundcloud..

Meski seumur jagung, lewat Album Hiperbola, The Fellow sanggup memikat banyak telinga pecinta musik. Diksinya yang unik, kejenakaan dalam bercerita, celoteh serta olok-oloknya begitu membekas di kepala. 3 diantara 5 orang kawan yang saya referensikan untuk mendengar album ini, suka. Sisanya mungkin karena mereka berselera rendah saja ~



16 Oktober 2018
Eno kini tinggal di Twitter

Komentar

  1. Terimakasih.. Review yang bermanfaat. Berkat petunjuk dari artikel ini saya bisa cari instagram vokalisnya 😂

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop