Postingan

Electric Bird dan Album Stings You Hard yang Nyetrum! | Sebuah Review

Gambar
  Grup band garage rock asal Surabaya, Electric Bird. (Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo) Jakarta - Trio garage rock asal Surabaya, Electric Bird, menginvasi Jakarta dalam rangkaian tur demi menjajakan karya musik dan mengais rekognisi di ekosistem kancah. Menempuh jarak 813 kilometer dengan jalan darat, Electric Bird menghabiskan malam pertamanya dengan tampil keriaan Berhura-hura Volume 41 besutan satuan kolektif Elang Terbang. Berlokasi di Semanggi Center, Cikokol, Tangerang, Electric Bird berhasil memukau lima puluhan pasang mata lewat nomor macam "All I Want is Rock N Roll", "Carnal Lust", dan "Wardogs" milik mereka sendiri. Panggung berdimensi 2x4 seolah tak cukup menampung energi maksimal yang digenjot arek Kota Pahlawan itu. Raung gitar dan bass, serta hentak pedal dram, membawa penonton berkunjung ke era rock tahun 1960-an. Purba, namun terdengar modern pula. Aksi Electric Bird di keriaan yang berlangsung pada Sabtu malam, 20 Agustus 2022 itu, bisa

Ejawantah Personal Raisa di It's Personal Showcase | Sebuah Review

Gambar
Penampilan Raisa di It's Personal Showcase. (Foto: Juni Concert) Jakarta - Penyanyi solo Raisa sukses menggelar pertunjukan musik bertajuk "It`s Personal Showcase" pada Minggu malam, 15 Mei 2022. Helatan yang berlangsung di Stadion Tennis Indoor, Senayan itu, berlangsung selama dua jam penuh. Ribuan YourRaisa --penggemar Raisa-- memadati lokasi pertunjukan beberapa jam sebelum idolanya tampil menggebrak panggung. Antrean calon penonton mengular tertib hingga jalan depan pintu masuk Stadion Tennis Indoor, Senayan. Tepat pukul 8 malam, pertunjukan "It`s Personal Showcase" dimulai. Meski sedikit molor selama setengah jam dari waktu yang dijadwalkan, euforia para penonton membuat penantian jadi sepadan. Raisa kemudian hadir ke atas panggung dan menyapa lewat tembang pertama berjudul Cinta Sederhana, kemudian berlanjut dengan lagu "Serba Salah" dan "Teman Biasa". Berbalut pakaian serba merah, sang biduan tampil menyala. Tiga tembang pembuka, memb

The Hours Of Silence dan Alasan Kenapa Mereka Layak Disebut Supergrup

Gambar
Grup band The Hours Of Silence. (Foto: Instagram/thehoursofsilence) Jakarta - Apa jadinya bila musisi-musisi andal yang punya nama penting di musik bergabung dalam satu grup? Sudah pasti jawabannya adalah sebuah unit musik yang berbahaya, karena memang isinya orang-orang bahaya yang telah berkecimpung baik di depan maupun di belakang layar industri musik.  Sebut saja Anda Perdana, musisi ini sudah tak perlu dikenalkan lagi. Penyanyi dan penulis lagu berkaliber yang sudah menancapkan namanya di industri musik sejak medio 2000an terutama lewat single bertajuk Tentang Seseorang yang ada di film cult "Ada Apa Dengan Cinta (AADC)". Anda kemudian merilis album solo bertajuk "In Medio" (2008). Namanya juga harum di kancah musik ketika mendirikan Matajiwa. Belakangan, ia juga baru memulai proyek solonya dengan materi yang tak diragukan lagi.  Sementara Rendi Khrisna adalah seorang bassist yang telah mengukirkan namanya ketika bersama band Bragi di era 90-an. Berkat single

Voice of Baceprot, Antara Ingar Bingar Metal, Hijab dan Budaya Ketimuran

Gambar
Grup band Voice of Baceprot. (Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo) Jakarta - Personel grup band metal asal Indonesia Voice of Baceprot (VoB) ternyata pernah melalui jalan terjal penolakan dan kritik keras sebelum akhirnya bertumbuh menjadi trio metal hijabers yang disegani kancah musik cadas internasional. Para personelnya mengaku pernah ditentang banyak pihak lantaran bermain musik keras dengan tetap mengenakan hijab dalam setiap penampilannya. Berbicara dalam program wawancara virtual bersama Google, Marsya sang vokalis mengaku kerap mendapat kritik dan diminta oleh banyak pihak untuk berhenti bermusik pada awal karier mereka. Pasalnya, banyak pihak menilai musik keras tidak cocok dengan penampilan para personel band asal Jawa Barat itu yang rata-rata mengenakan hijab dan pakaian tertutup. "Paling banyak adalah yang menyuruh berhenti bermain musik. Kebanyakan orang berpikir kita kurang cocok untuk main musik yang keras dengan penampilan berhijab," kata Marsya. "Jadi orang

Muram, Unit Cadas dari Kota Seribu Sungai Banjarmasin

Gambar
Grup band rock asal Banjarmasin, Muram. (Foto: demajors) Jakarta - Kancah musik keras Indonesia kehadiran satu lagi band cadas baru. Unit rock asal Kalimantan, Muram, resmi merilis album perdana bertajuk "Raung Selatan" pada Minggu, 19 Desember 2021. Lahir dari kota seribu sungai, Banjarmasin, pada tahun 2019 silam, Muram beranggotakan Gorey, Feriza, Awlia, dan Odien. Lewat formasi tersebut, Muram sukses menelurkan dua single yang masing-masing berjudul "Jangan Muram" dan "Rimba Membara". Masa pandemi pada tahun 2020 membuat peta pergerakan band ini berubah. Mereka tercekat sampai memutuskan vakum karena tidak ada kegiatan bermusik sama sekali, ditambah dengan pindahnya Odien ke ibu kota. Awal 2021, Muram terbantu dengan adanya Erwin (Kunci/Scope) yang dengan rendah hati mau membantu mengisi lini gitar. Line up ini cukup berhasil, dengan membuat sebuah lagu rock yang bisa dibilang anomali, dengan bagian melodi yang tidak pernah terbayangkan akan keluar dar