Antara Gua, Malam & Kucing Malang

Malam ini gua gak bisa tidur..

Seperti malam-malam sebelumnya, pikiran gua dibelenggu kekhawatiran akan masadepan..

Paska bencana penipuan yang menimpa usaha gua, ditambah kredit macet para klien instansi maupun personal, juga penjualan retail yang anjlok, jelas makin membuat kesehatan ekonomi gua menurun drastis..

Jikapun ada order korporat yang datang, gua udah gak punya cukup modal untuk biaya produksi..

Tabungan mulai termakan..

Pilihannya hanya dua, meneruskan usaha dengan uang tak seberapa yang tersisa atau menyerah lalu pulang ke desa seperti teman-teman pendahulu gua..

Iya, setidaknya sudah dua orang teman gua yang menyerah pada kerasnya kehidupan di Jakarta..

Kabar terakhir yang gua terima, mereka baik-baik saja..

Bahkan mungkin bahagia bisa hidup jauh dari hingarnya kota..

Pikiran gua mulai merangkai jikalau-jikalau..

Batang kesebelaspun terbakar..

Ini batang terakhir rokok gua yang sedari kemarin di irit-irit..



Belum lapuk lamunan gua diteras depan kontrakan saat ketika gua dengar suara lirih menahan perih dari kejauhan..

Sebenarnya enggak begitu jauh..

Mungkin sekira lima sampai sepuluh meter..

Mata gua mulai memindai ruang disudut parkiran motor, tempat dimana suara itu berasal..

Saat pandangan mulai beradaptasi dengan gelapnya parkiran yang memang kurang penerangan, gua melihat seekor anak kucing yang sedang menggigil menahan dingin diantara pot-pot bunga..

Mungkin selain dingin, dia juga menahan lapar..

Tapi apa yang bisa gua lakukan?

Gak ada makanan yang pantas gua berikan kepada seekor kucing..

Makan berat gua sore tadi gua habiskan di warteg langganan..

Hanya ada sisa-sisa kacang dan sebungkus wafer didalam..

Mana ada kucing makan wafer ?

Tapipun akhirnya gua ambil juga bungkusan wafer sialan itu dan coba gua berikan kepada si kucing malang..

Tak disangka, kucing itu memakannya..




Luar biasa..

Bahkan disaat-saat menyedihkan seperti ini pun, Tuhan masih saja menunjukan bahwa Ia punya rasa humor yang lumayan..


Kucing Makan Wafer..

Hal yang mencabik perasaan tapi juga memberi sedikit pencerahan..

Bahwasanya akan tiba suatu masa, dimana kita dipaksa oleh keadaan untuk akrab dengan kata kompromi..

Demi menolak lapar


26 May 2017

Eno Kini Tinggal di Twitland

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1