Mentoring Drum Gratis Di Indonesia Drum Squad

"Elo harus jadi orang gila untuk bangun organisasi kaya gini"..

Kurang lebih begitulah yang dikatakan Dinda Gilang Orinas saat gue tanyakan perihal kunci bertahannya perkumpulan drummer lintas genre bernama Indonesia Drum Squad yang di pimpinnya..

Cowok gempal yang mudah akrab dengan siapa saja ini bertutur serius menceritakan konsistensinya membangun sebuah perkumpulan berisi para drummer yang tanpa sekat..

Berawal dari pertemuan gua di sebuah acara yang gua inisiasi bersama 101% Music Community, Gilang menjelaskan secara singkat bahwa IDS, sebutan bagi Indonesia Drum Squad, adalah sebuah forum yang terbentuk dari kegelisahan pribadinya..

Selama ini, Gilang merasakan ada banyak sekali gap dalam dunia drummer..

Mulai dari gap antar profesional & amatir, gap antara selebriti & non selebriti, sampai gap antar genre..

Banyak sekali komunitas drummer, yang basisnya segmented, semisal perkumpulan drummer metal, perkumpulan drummer jazz, perkumpulan drummer seleb dan lain-lain..

Gap yang secara alamiah tercipta ini menurut Gilang amat sangat disayangkan..



Beberapa bulan berikutnya, gue mencoba mencari jadwal untuk bertemu lagi dengan Gilang demi menggali lebih dalam lagi tentang Komunitasnya agar bisa gua promosikan via Blog dan program #MukeeTalk yang gua rintis..

Yaa, tujuan awal #MukeeTalk memang gua buat untuk membantu mereka yang menurut gua layak untuk di berikan spotlight..

Walaupun kecil, setidaknya mampulah menjadi corong informasi yang menyuarakan keberadaan kami-kami ini ke dunia luar..

Sebab hampir tidak mungkin untuk mengharap media mainstream memberikan panggung kepada para Idealis Miskin Modal seperti kami..

Dan beruntung, gua ada waktu kosong yang pas dengan jadwal latihan rutin IDS..

Bersama Alan, Founder dari 101% Music Community yang kemudian gua daulat menjadi Co-Host, Indonesia Drum Squad kami bedah..





Dan diluar dugaan, IDS adalah sebuah komunitas yang sama sekali berbeda dengan komunitas-komunitas lain..

Disaat komunitas lain sibuk membuat dan mewajibkan anggotanya untuk memiliki ID Card dan mungkin membayar Iuran, IDS justru memberikan kebebasan kepada anggotanya..

Sama sekali tidak ada kewajiban dasar yang mengikat didalam komunitas ini..

Gilang sengaja membuat suasana yang demikian agar perkumpulannya ini lebih menitik beratkan kepada sense of belonging, rasa saling memiliki..

Saat elo punya rasa memiliki, elo pasti akan jaga sepenuh hati apa yang elo miliki itu, mungkin begitu kira-kira yang ada di benak Gilang..


Teaser



Bukan cuma itu, basis dasar komunitas ini adalah pendidikan, anggota IDS yang sudah expert alias profesional, memberikan mentoring rutin kepada anggotanya yang masih awam atau masih dalam tahap belajar..

Dan kesemuanya gratis, tanpa uang pendaftaran, tanpa uang iuran, dan bahkan tanpa ada kewajiban apapun..

Hanya cukup punya niat, stik, dan drumpad, kalian bisa menyisihkan waktu untuk datang, berteman dan belajar bersama Indonesia Drum Squad..

Untuk obrolan lengkap kami, silakan tonton disini :


Part 1


Part 2


Gua jadi teringat salah satu pepatah lama bahwa sebaik-baiknya Manusia bukanlah yang paling kaya, paling saleh, atau paling cerdas.. Tapi sebaik-baiknya Manusia adalah yang paling manfaat untuk orang lain..

Dan atas dasar pepatah tersebut, sepertinya punggawa komunitas seperti ini, layak masuk surga..

27 Juni 2017

Eno kini tinggal di Twitland

Artikel ini juga dimuat di Apaya.co

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1