Menulislah, Bila Ingin Menangis

Menulis adalah satu keahlian dasar yang dipelajari manusia modern setelah mengenali benda, berbicara dan berjalan..

Gue, Circa 2014 ~
( Pic Oleh: Berlianing Sari Pertiwi,
Juara 1 Lomba Foto KPU :))))) )

Menulis, juga membaca tentunya, adalah skill yang cukup sekali saja kita pelajari dan mengerti, lalu kemudian akan terus bisa kita gunakan sepanjang hidup.. Tidak seperti keahlian-keahlian lain, Kita tidak akan pernah lupa bagaimana caranya menulis..

Iya, pada penderita alzheimer atau malah korban gegar otak sekalipun, kemampuan mengenali alphabet, menulis dan membaca tidak hilang..


Menulis adalah rangkaian kegiatan menganalisa bunyi huruf, kemudian merangkainya menjadi sebuah kata dengan memahami pengartian, pengertian serta disambiguitas kata tersebut, yang pada akhirnya kita jahit menjadi sebuah kalimat, paragraf sampai mungkin menjadi halaman-halaman atau bab-bab buku..

Menulis sama sekali berbeda dengan berbicara.. Seringkali kita berbicara tanpa berpikir terlebih dahulu akan reaksi yang nantinya mungkin timbul, yang menjadikan konsep komunikasi verbal tersebut rentan konflik.. Sedangkan tulisan menurut gua jauh lebih bisa terukur karena terdapat kesempatan untuk berpikir ulang dan mengoreksi..

Yaa meskipun tidak selalu aman dari konflik, memang..

Ilmu komunikasi memang ilmu yang unik.. Kita bisa melempar sebuah kata atau kalimat, yang bisa saja akan sama sekali menjadi berbeda saat diterima oleh si pendengar atau pembaca..

"Jika kita melempar sebuah apel, maka sudah pasti yang akan diterima oleh si penerima adalah sebuah apel, tapi tidak demikian jika yang kita lempar adalah sebuah kata atau kalimat, pendengar atau pembaca satu dengan lainnya bisa saja memiliki penerimaan atau pengertian yang berbeda.." Begitu menurut presenter, aktor dan stand up comedian Pandji Pragiwaksono..



Dari banyak artikel yang gua baca, menulis konon katanya sangat bisa dijadikan sarana relaksasi, bahkan memiliki manfaat sejajar dengan meditasi.. Entahlah, tapi mungkin memang banyak benarnya.. Disamping untuk menggali ide dan mengumpulkan lagi referensi yang selama ini gua dapat sepanjang hidup, gua belajar mengontrol emosi dengan cara menulis..

Sebagai manusia, adakalanya kita mengutuk apa-apa yang pernah terjadi dalam hidup, dan yang namanya penyesalan sudah pasti memiliki kesempatan untuk menjadi akar dari depresi yang sepertinya membahayakan..

Begitupun dengan gua, banyak dari perjalanan hidup yang gua sesali, bahkan sampai saat ini..

Rasa penyesalan yang demikian datang tak kenal waktu.. Mulai dari menyesal pernah bandel saat sekolah, menyesal pernah menyakiti hati seorang perempuan, menyesal tidak berani mengambil kesempatan yang pernah datang dan banyak lagi penyesalan-penyesalan lain yang skalanya lebih besar atau kecil..

Untuk membelokan pemikiran negatif yang demikian, gua menulis.. Tentang apa saja.. Politik, musik, opini, puisi, atau apapun..

Mungkin karena itu juga gua lebih suka platform sosial media Twitter dibanding sosial media lain..


Menulislah untuk dirimu sendiri, tak perlu peduli berapa jumlah pembacamu..

Cari kebaikan buat diri sendiri dulu dari menulis, sisanya biar kualitas yang menuntun penikmat literasi menemukan karyamu..

Cara yang seperti ini tampaknya bekerja dengan baik, setidaknya untuk gua.. Gua membiaskan perasaan negatif yang kadang datang menyiksa tiba-tiba dengan cara menulis..

Yaa meskipun ada cara yang sebenarnya lebih baik lagi..

Yaitu,


Menangis ~




3 Februari 2018

Eno kini tinggal di Twitland

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1