The Flowers, Penjaga Rock N Roll Lokal Yang Menolak Mati

Gedung Galeri Foto Jurnalistik Antara terlihat berlebihan dalam merias diri saat gua datang kesana kemarin malam..

Selain hiasan dekorasi yang tampil disana-sini, ada banyak pernik kertas warna-warni yang berserakan dilantai depan.. Sepertinya sisa-sisa keriuhan pembukaan Pameran Foto yang dibuka oleh Menteri Kominfo Bapak Rudiantara sore harinya..

Galeri ini memang sedang menggelar Pameran & Peluncuran Buku Foto Jurnalistik bertajuk "Kilas Balik 2017".. 

Acara ini digeber sebulan penuh sejak dibuka sore tanggal 23 Februari 2018  sampai nanti tanggal 22 Maret 2018..



Setelah agak dibuat kesulitan mencapai pintu masuk oleh banyaknya pengunjung yang datang, akhirnya gua bisa juga menerobos kedalam ruang utama Galeri.. Ruang yang menjadi titik sentral pameran tersebut justru terlihat lebih sepi dibanding ramainya area depan Galeri.. Sepertinya pengunjung sudah puas menikmati menu foto-foto pameran yang dipajang dan lebih memilih untuk duduk-duduk di kursi-kursi yang disediakan, atau melipir ke ruang disebelahnya yang menyajikan hiburan musik dengan sederet bintang tamu..

Gua datang ke lokasi pameran pun bukan untuk menikmati foto-foto yang dipajang, melainkan menonton salah satu band kegemaran yang kebetulan didaulat untuk main sebagai bintang tamu disana..

Mereka adalah The Flowers.. Band gaek beraliran Rock N Roll yang "Gak Ada Matinya" ..



Setelah beberapa kali mengalami pergantian personil, Vokalis yang berkali-kali masuk panti rehabilitasi narkoba, Gitaris yang sempat pergi ke Amerika, bahkan ditinggal mati salah satu personil formasi awal paska merilis album debutnya pada tahun 1996, The Flowers menolak redup.. Mereka menggaet personil-personil baru dan berhasil menelurkan album keduanya di bulan April tahun 2010.. Setelah itu, The Flowers terus menyala sejadi-jadinya..

Adalah Boris dan Njet,  dua orang motor penggerak dari band tersebut.. Boris dan Njet yang sering dijuluki Keith Richard dan Mick Jagger versi Indonesia ini sepertinya tidak akan pernah bisa ikhlas, jika nama band mereka ditelan jaman dan tinggal sejarah.. The Dynamic Duo ini kemudian menghimpun kekuatan baru bersama Dado sebagai penggebuk Drum, Eugene Bounty sebagai peniup Saxophone, dan Vian sebagai pemain Bas..

Waktu menunjukan pukul 22.30, sudah molor 30 menit dari jadwal The Flowers naik ke pentas, tapi kami di backstage malah masih asik minum bergelas-gelas Bir dan Wishkey, juga berbotol-botol Rajawali tentunya.. [ Rajawali adalah nama merk minuman yang menjadi inspirasi salah satu single andalan dari Album kedua mereka, yang berjudul sama, Rajawali ].. Sepertinya band pengisi sebelumnya belum kelar membakar adrenaline pengunjung..

Credit Photo: Tebby Wibowo


Flowers memang selalu dekat dengan penggemarnya, kami selalu mudah mendapat akses bertemu mereka, bertegur sapa, chitchat, berswafoto, dan pastinya ditraktir minum :))))
Musisi Aray Daulay, Fotografer Morteza Albana dan Sutradara Allan Soebakir juga terlihat diantara keriuhan ritual sebelum manggung anak-anak Rajawali tersebut..



Tampak juga Gilang Krosboi yang sedianya akan menggantikan sementara posisi Vian memainkan Bas untuk The Flowers..  Sedangkan Morgan, bassis band cadas asal Bandung Rajasinga yang sejak awal gua cari-cari malah belum datang..

Waktunya pun tiba.. The Flowers naik pentas dan langsung meluncur dengan belum 17, single dari album pertama mereka yang berjudul sama.. Massa yang sebelumnya memang telah memadati arena lansung merangsek kedepan panggung, yang kemudian dihajar lagi dengan Tong Sampah dan Boncos..


Credit Photo: Bayu Semilir
Credit Photo: Bayu Semilir

Brutal !! Penonton meliar..


Sejenak Njet mengajak ngobrol penonton untuk sekedar mengatur nafas, sebelum kemudian petikan gitar Boris yang memainkan intro lagu paling romantis milik mereka yang berjudul Bayangan , membuat penonton histeris.. Lagu bertempo lambat tersebut selanjutnya dimainkan apik dan melahirkan paduan suara melankoli dari ratusan penonton yang ber-sing-along malam itu..


Credit Photo: Bayu Semilir




Lagu-lagu berikutnya tidak terlalu gua ingat urutannya karena gua pun ikut larut dalam suasana euforia yang sepertinya melapisi seisi ruangan.. Tapi yang pasti, mereka sempat membawakan lagu anak-anak berjudul Ambilkan Bulan yang disambut senyum dan nyanyian yang tak kalah meriah oleh penonton.. Pada akhirnya Rajawali, Bu Dokter dan Gak Ada Matinya menjadi nomor pamungkas penampilan mereka.. Membawa kami yang sudah mulai agak-agak tipsy ini meliar kembali..

Credit Photo: Tebby Wibowo
The Flowers memang gak ada mati nya, atau lebih tepatnya menolak mati.. Selain penampilan panggungnya yang selalu jauh dari kata mengecewakan, energi mereka juga seperti tidak pernah habis..

Saat ini mereka sedang mengerjakan proyek album ketiga mereka, Eugene, sang peniup Saxophone mengatakan setidaknya sudah ada delapan materi kasar untuk album yang sedang dikerjakan..

Baiklah anak-anak Rajawali..

Terima kasih hiburan dan minumannya malam ini.. Segera selesaikan album terbaru kalian.. Karena kami pendengarmu, selalu ingin lebih dan lebih..

Dan bagi kalian yang tidak atau belum mengenal mereka, percayalah.... Jika ada band lokal yang patut sekali kalian dengarkan musiknya, maka mereka adalah The Flowers..

The Flowers adalah salah satu band lokal yang harus sekali kalian tonton penampilannya sebelum kalian mati..

Citayam 24 Februari 2018

Eno kini tinggal di Twitland

Artikel ini juga dimuat di Apaya.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop