Catcher In The Rye, Novel Paling Berpengaruh Yang Penuh Inspirasi

"Orang genius memang hampir tidak ada bedanya dengan orang gila".. Kira-kira inilah yang seketika tersirat dikepala gua saat menamatkan Novel legendaris "Catcher In The Rye" karya J.D Salinger ..



Novel yang mengilhami Axl Rose, pelantang nomor Sweet Child O' Mine ini, menciptakan lagu berjudul sama dalam album termutakhirnya bersama Guns N Roses yang bertajuk Chinese Democrachy beberapa tahun lalu.. Tidak hanya Axl Rose, tak kurang dari 10 musisi dan band lain juga tercatat memiliki karya musik yang di inspirasi dari novel kelam tersebut, mulai dari band Punk Rock Greenday dengan single "Who Wrote Holden Caulfield" sampai dengan band beraliran Emo The Ataris dengan singlenya yang berjudul "If You Really Want To Hear About It" ..

Adalah Holden Caulfield, bocah berumur 17 tahun yang menjadi tokoh utama dalam novel.. Sepanjang halaman dan bab, kita akan disuguhkan dengan cerita perjalanan remaja tersebut melintasi hidup paska didepak dari sekolah menengah pra kuliah untuk kesekian kalinya.. Selain gaya bertutur dalam novel yang penuh sekali dengan kata dan kalimat kasar, pengulangan kalimat dan narasi dari sang tokoh utama terasa amat memperkuat karakter dalam batin pembaca tentang sosok Holden yang kelam dan getir ..

Holden dalam novel adalah sosok yang penuh dengan sinisme, arogan dan kepala batu, yang sekaligus juga penuh keputus-asaan dan kelembutan hati.. Pemikiran Holden yang keras membuatnya selalu mengkritisi gaya hidup masyarakat kelas atas Amerika yang dinilainya terlalu hedonis, juga penuh kepalsuan dan kemunafikan demi mempertahankan kekuasaan dan uang.. Hal yang sama sekali bertolak belakang saat cerita dalam novel membawa kita kepada kisah percintaannya dengan teman sekolahnya dulu di sekolah menengah pertama, atau juga suasana penuh emosional mengharukan yang terbangun saat adegan Holden menemui adik kesayangannya Phobe..



Novel ini benar-benar penuh kegelapan, kegamangan dan kemuraman, mungkin itu juga yang menyebabkan novel ini terkenal disukai oleh para pembunuh.. Mark Chapman, pelaku penembakan musisi John Lennon membawa ikut serta buku novel ini saat melakukan pembunuhan pada tahun 1980, juga Robert John Bardo, membawa novel ini saat membunuh aktris Rebbeca Schaeffer di tahun 1989.. Selain itu, buku novel inipun banyak dikait-kaitkan dengan sederet kasus pembunuhan lain, baik langsung maupun tidak langsung, termasuk dengan pelaku penembakan terhadap Presiden Amerika Ronald Reagan..



Meski di dalam novel sama sekali tidak ada rujuan untuk melakukan pembunuhan, apalagi memberikan tutor atau ilham kepada pembaca untuk melakukan tindakan kriminal, tapi toh tetap saja buku ini yang disalahkan oleh banyak kalangan, bahkan sampai sempat dilarang peredarannya di Amerika..

Selain menginspirasi musisi dalam menggubah lagu dan mengilhami para pembunuh melakukan perbuatan kriminal, buku ini juga konon melahirkan gaya menulis yang baru.. Banyak sekali karya literasi yang gayanya mirip-mirip dengan novel ini.. Dengan begitu banyaknya pengaruh novel ini terhadap kehidupan sosial manusia, tidak terlalu berlebihan sepertinya kalau gua bilang novel ini adalah novel jenius yang gila..

Sayangnya J.D Salinger sang penulis, menutup usia pada 2010 lalu sebelum sempat mengizinkan kepada siapapun untuk mengolah karya apiknya menjadi film layar lebar..

Semoga saja gua atau mungkin juga kalian yang setelah membaca tulisan ini jadi ingin membaca novel tersebut, tidak ikut-ikutan menjadi pembunuh..



1 Maret 2018

Eno kini tinggal di Twitland

Artikel ini juga dimuat di Apaya.co

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1