Dul Jaelani, Cakrawala Dalam Tiga Kata





Pengantar:

Pada medio Juni 2017 gue berkesempatan mewawancarai Dul Jaelani perihal rencananya membuat project solo..

Dalam sesi wawancara tersebut, Dul mengemukakan bahwa dirinya sudah merasa cukup puas bersenang-senang bersama Backdoor, band beraliran Grunge yang dimotorinya dan ingin mulai mencoba untuk berkompromi dengan industri musik Indonesia ( Untuk seluruh isi wawancara bisa dilihat disini )..

Beberapa bulan berikutnya, rencana tersebut terealisasi dengan dirilisnya single "Kamu dan Aku" milik Dul Jaelani pada Agustus 2017.. Ternyata project solo Dul Jaelani ini tidak main-main atau sekedar coba-coba, terbukti pada 7 Maret 2018 lalu, Pria bernama lengkap Ahmad Abdul Qadir Jaelani ini melepas lagi "Cakrawala" sebagai single keduanya.. 

Gue langsung mengejar untuk kembali menodong permintaan sesi wawancara. melalui manajer Dul, permintaan kesempatan wawancara melalui platform chat whatsApp dikabulkan, berikut petikannya:

Halo, Apa kabar Mas Dul?

Halo juga, biasa saja, Alhamdulillah.. Mas-nya sendiri bagaimana?

Alhamdulillah baik juga mas, Gimana nih perasaannya setelah berhasil merilis single kedua? Ada hal-hal seru mengenai prosesnya gak? Cerita-cerita dong?

Ya seneng ya.. Bahagia tentunya karya saya bisa lahir dan disambut oleh pendengar musik saya dengan sangat antusias, Cerita seru ya? Wah.. ada nih ada.. Jd waktu take vokal saya berdiri berjam2 berdiri msh enggak dapet soulnya.. Sampai saya keluar ke taman rumah saya mencari ketenangan2, Akhirnya waktu masuk lagi ke studio saya memilih untuk take vokal untuk bagian reff sambil duduk dengan posisi bersandar di kursi.. Baru dapet soulnya..

Wahahaha, bahkan posisi take pun berpengaruh ya? Eniwei, siapa saja mas, musisi yang terlibat dalam proses produksi lagu ini?

Hmm saya menggaet Music Director andalan saya yang kebetulan juga sahabat saya bernama Wahyu Sudiro.. Dan tentu banyak teman2 dalam tim saya yang ikut membantu saya berproduksi karena saya belum bisa sendiri dalam memproduksi karya.. ( Wahyu Sudiro adalah gitaris dari Zewek And The Cuncuzna, TRIAD, dan juga Additional Player di Ticband /Red )

Wah, Mas Wahyu Sudiro terakhir saya dengar kabar sudah sibuk di oiling kan? Tapi masih bisa juga yaa membantu Mas Dul?

Iya betul, karena waktu produksi itu tahun 2016, beliau masih menjadi bagian dari tim internal saya.. Skr sdh sibuk dgn pekerjaannya..

2016? Memangnya berapa lama waktu yang dibutuhkan dari awal proses kreatif sampai pada akhirnya rilis? Cerita-cerita dong..

Jadi ada suatu momen, waktu itu saya masih sama Backdoor dan ada tawaran manggung akustikan di ultah temen saya, tapi waktu itu kita bingung masalah songlist karena lagu kita kan masih sangat2 ngepunk dan grunge keras, akhirnya malam itu kita memutuskan untuk ngejam dan alhamdulillah malam itu jg lahir 2 lagu, Cakrawala dan satu lagi Mungkin Nanti..

Waktu itu belum ada liriknya jadi setelah saya pulang langsung saya tulis liriknya berdua sama bassist saya, Teguh Ibrahim namanya dan besoknya langsung dinyanyiin.. 2015 waktu itu, awal 2016 kita rekam, akhir 2016 jadi master.. Ini memang memang karya lama sebenarnya..





Hooo, ya ya ya, ini kan single kedua ya setelah "Kamu dan Aku", kenapa harus dalam format single sih? Kalau memang materinya sudah banyak, kenapa tidak dirilis dalam format album saja?

Hmm memang waktu itu kita udh produce master album ya.. Cuma menurut saya pondasi tim saya belum kuat untuk mengeluarkan album. Karena saya jalan sendiri kan, tdk ikut label kedua orang tua saya dan belum ketemu pihak yang berani mengeluarkan album saya.. Itu aja sih alasannya..

Wah, semoga ada mas, produser yang mau merilis materi-materi sampeyan.. Dua singlenya ini oke punya loh..

Iya, tinggal tunggu investor saja, sebelum itu kita jalan sendiri.. Karena saya memang sudah ada master album 9 lagu termaksud lagu "Cakrawala", "Mungkin Nanti", dan single yang akan saya rilis juga judulnya "Burung Gereja"..

Eniwei, sebenernya apa sih yg mau mas Dul sampaikan via single ini?

Hmm sebenernya sih lagu ini tdk menuju kepada pesan ya, Lagu ini kan menggambarkan seseorang yang sedang menjalani hidup dan meraih mimpinya. Ibarat mencapai puncak abadi Mahameru.. Dan menggambarkan keresahan keresahan para remaja atau siapa saja yang sedang meraih mimpinya..

Kalau pesan, lebih ke kenapa saya merilis single-single saya, dengan saya merilis lagu-lagu saya, saya ingin berpesan kpd anak anak muda jaman now bahwa, yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini bukanlah vlog vlog atau cover cover, namun karya anak bangsa..

Jd dengan saya merilis lagu Cakrawala, semoga anak anak muda seperti saya akan termotivasi untuk membuat lagu yang berkualitas untuk Indonesia yang jauh lebih berkualitas dr lagu saya..

Yaa, supaya industri musik Indonesia maju lagi seperti dahulu lagi lah..

Memangnya, dari kacamata mas Dul sendiri, gimana sih kondisi ekosistem industri musik lokal saat ini?

Hmm saya tdk bilang tidak bagus.. Masih banyak musisi musisi berkualitas seperti Raisa, Payung Teduh, apalagi scene scene Indie seperti Fourtwnty dll..

Namun yg saya sedikit menyayangkan adalah budaya musik anak muda jaman sekarang yg rata rata mereka hanya puas dengan mencover lagu, dapet followers banyak, jual iklan mereka sdh puas..

Padahal yg dibutuhkan Indonesia menurut saya sekarang bukan itu.. Yang di butuhkan Indonesia adalah karya karya anak bangsa yang tulus dari hati.. hingga mewakili mereka mereka yang merasakan hal yg sama seperti penulis lagunya..

Semangat jujur dalam berkarya sudah sedikit hilang pada anak muda jaman sekarang.. Mereka lebih mementingkan followers dari pada karya..

Namun sekali lagi ini subjektif.. Pandangan saya.. Jadi semoga dengan adanya saya semangat semangat bikin lagu timbul kembali sehingga adanya persaingan sehat yg membuat musik indonesia berwarna dan berkualitas..

Memangnya, kalau berkarya, industri musik lokal kita masih oke kah secara bisnis? Sekarang kita kan memasuki So Called "Era Digital" , Mungkin pengcover-pengcover itu memang mencari kesuksesan finansial yang instan saja.. Bisa jadi kan?

Hmm ya oke oke saja, tdk bs dipungkiri kt memasuki era baru yaitu digital, seperti jaman dulu The Beatles dkk memasuki era vinyl dan setelahnya cd, Namun yg disayangkan rata2 pembisnis musik terlalu memikirkan jualan atau tdknya, sedangkan menurut saya, hal yg terlalu itu tdk baik. Terlalu idealis jg gak baik, begitu jg terlalu komersil..

Seharusnya yang dipikirkan adalah konsep seni dari kejujuran songwriter tersebut..

Seharusnya yg jd patokan itu Enak atau Tidak. Bukan Jualan atau Tidak. Ya kalo bisa, enak jualan dan berkualitas..

Banyak penyanyi yg memiliki suara emas, tapi memilih untuk menjadi pencover di youtube..  

Sayang kan, kalo mereka sdh puas dengan pencapaian itu.. Sy harap pengcover pengcover utuber segera mempunyai karya sendiri yg lebih keren dr karya saya..

Sehingga ada persaingan sehat di Industri Musik Indonesia yang sedang membutuhkan Karya Anak Bangsa..

Jualan kan sudah pasti enak mas, easy listening lah istilahnya, soal berkualitas atau tidak yaa itu beda soal.. Menurut mas, pandangan soal hal ini?

Ya tp kalo menurut saya ya.. Idealis dan Komersil seharusnya tidak dikotak2an.. Seharusnya mereka bisa damai berpelukan.. Karena saya yakin karya yang tulus dari hati akan menghasilkan lagu yang bagus.. Tdk harus dipikir jualan atau tdknya.. Karena pengalaman saya ketika saya membuat lagu terlalu saya pikirkan untuk jualannya, malah jiwa saya tidak terlalu kelihatan disitu..

Dan kadang kalau terlalu dipikirkan jualan atau tdknya, akan menjadi karya hiburan.. Bukan karya serius..

Karena karya yg kita lahirkan akan didengar terus oleh anak cucu kita, Jangan sampai kita malu.. Udh itu saja pandangan subjektif saya..

Iya ya, harus menjadi legacy yang setidaknya membanggakan.. By the way, Apa pandangan kamu soal platform pemutar musik digital seperti Joox, Spotify, iTunes dan lain sebagainya, serta pengaruhnya terhadap sisi bisnis industri musik lokal?

Ya saya sebenernya gak pakai musik streaming karena saya anak cd.. Sy tdk memakai apple music spotify atau joox, Karena sy lebih suka denger pake cd, lebih worth aja buat alam bawah sadar..

Namun menurut saya ya itu efek kemajuan jaman yang mau tak mau kt harus mengikuti ya.. Seperti halnya efek globalisasi yg mau tidak mau kita ikuti, karena kita kan berazas Pancasila yang terbuka..

Disisi lain, streaming2 digital jg memudahkan anak jaman now maupun jaman old dalam mengakses lagu dari berbagai era juga..

Cm kalo dr segi bisnisnya sy belum bs jawab banyak krn sy blm ngerasain benefitnya..

Wahahaha, untuk segi bisnis dan benefits, hampir beberapa teman musisi menjawab dengan jawaban yang sama.. Menyambung soal itu, apa pandangan kamu soal pembajakan?

Yaa semoga pemerintah lebih memperhatikan lagi ya masalah pembajakan ini.. Dan semoga masyarakat Indonesia semakin cerdas utk menghargai karya2 anak bangsa utk tdk mendengar bajakan..

Bagaimana nasib ekosistem industri musik lokal dalam sepuluh tahun kedepan dalam kacamata Dul Jaelani?

Hmm kalau menurut saya saat ini sdh bagus, masyarakat semakin cerdas dan akses untuk mendengar lagu semakin mudah apalagi dengan maraknya band band indie yang keren2 akhirnya bisa didengar..

Yaa semoga saja ada anak muda lainnya yang bergairah tak biasa dalam musik yg bisa mewarnai musik musik Indonesia supaya semakin maju..

Dan kalau label label semakin fleksibel tdk mengkotak2an idealis dan komersil saya yakin ini menuju jalan yang lebih maju lagi..

Ok, kembali ke personal mas Dul sendiri, apa perbedaan besar yang kamu rasakan saat menjadi solois dibanding dengan berkarya dalam sebuah band?


Yaa bedanya kalo solo semua keputusan di tangan sy jd gk perlu ribut sm personel lain, Meski yaa ttp harus rembukan ya kan? bagaimanapun saya kerja tim, gak bisa sendiri..

Sm pembagian uangnya aja plg gede, enak.. Haha..

Jadi, Backdoor, Luckylaki & Ahmad Bersaudara bubar atau sekedar di peti es kan saja?

Hmm.. Kalo Ahmad Bersaudara dan The Lucky Laki sih resmi vakum sejenak ya karena El kuliah di London dan Al sdh punya kesibukannnya sendiri..

Kalau untuk Backdoor, sebenernya Backdoor sama Dul Jaelani itu gak ada bedanya.. Tim internalnya sama semua cmn ganti sistem aja dr band jd solo karena memang dr sy ngeband passion saya sdh di solois ya saya selalu keras kepala masalah aransemen.. masih ada kemungkinan nnti sy balik ngeband dgn Backdoor atau dgn nama baru..

Oke, Pertanyaan terakhir, Jika diperas menjadi 3 kata, apa 3 kata dari kamu untuk menggambarkan single "Cakrawala" ini?

Karya, Anak, Bangsa..




17 Maret 2018

Eno kini tinggal di Twitland

Wawancara ini sebagai bahan untuk artikel di Apaya.co




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1