Panggung Darurat Jason Ranti & Fajar Merah di Parkiran Toba Dream Cafe


Foto by Xiaomi 3S

Musisi Jason Ranti alias Jeje Boy dan Fajar Merah diagendakan mengisi helatan "Konser Yang Muda Melawan Lupa", pada Sabtu (6/4) pukul 23.25 malam, di Toba Dream Cafe, Jakarta Selatan. Pukul 19.30,  penonton sudah membludak hingga mengular ke area parkir dan jalanan.


Panitia menahan masuk ratusan pengunjung yang terlanjur berada di depan pintu, lantaran venue disebut telah terlalu penuh. Sementara di luar, massa Gerombolan Woyoo, sebutan bagi penggemar Jeje Boy masih terus berdatangan.


Pukul 20.58, panitia putar akal untuk menjaga situasi tetap kondusif, dengan memboyong Jason Ranti, yang saat itu akan berkolaborasi bersama musisi Fajar Merah, untuk bermain di luar venue. Fajar adalah musisi yang juga putra penyair Widji Thukul, aktivis pro demokrasi korban penghilangan paksa oleh orde baru pada tahun 1997-1998 silam.


Tepat pukul 21.10, Jason Ranti dan Fajar Merah telah berada di area parkir yang disulap sedemikian rupa, menjadi pentas apa adanya. Tanpa lampu dan tanpa sound system. Sebuah bangku panjang yang biasa dipakai di Warung Tegal, digunakan layaknya panggung utama bagi dua musisi muda yang terkenal dengan lirik-liriknya yang kritis itu.

Ratusan penonton tertahan masuk di pintu depan cafe Toba Dream. Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo 



Bersenjata marakas, gitar akustik dan harmonika, Jeje dan Fajar mulai menyapa penonton yang sudah bergemuruh semenjak keduanya menampakkan diri dari sela mobil dan motor yang terparkir.


Tembang pertama dimulai. Judulnya "Anggurman". Sebuah satir tentang kawan minum alkohol yang berubah total menjadi polisi moral. Suasana pengap dan panas yang mulai terasa sebab banyaknya manusia, seolah tidak memberikan pengaruh apa-apa.

Jason Ranti dan Fajar Merah menghibur penonton di lapangan parkir, pada acara  "Konser Yang Muda Melawan Lupa". Sabtu (6/4) malam, di Toba Dream Cafe, Jakarta Selatan. Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo


Koor penonton melebihi suara gitar Jeje dan kecak marakas yang dikocok Fajar. Sementara kilat-kilatan telepon selular penonton yang mengambil gambar, menjadi efek lampu  dramatis yang ikut mengiring di sepanjang lagu. 


"Angguman" tandas, kini giliran "Sekilas Info" yang dimainkan Jason Ranti bersama Fajar. Lagi-lagi, suara penonton jauh lebih lantang dari gitar, marakas dan teriakan milik penyanyi. Harmonika barangkali menjadi satu-satunya suara dari penghibur, yang berhasil mengalahkan suara koor dari mereka yang dihibur pada malam itu.


Yang demikian juga berulang di lagu-lagu berikutnya. "Variasi Pink", "Doa Sejuta Umat", termasuk sewaktu lagu "Udara" milik kelompok musik "Efek Rumah Kaca" yang dimainkan saat itu.

Jason Ranti dan Fajar Merah menghibur penonton di lapangan parkir, pada acara  "Konser Yang Muda Melawan Lupa". Sabtu (6/4) malam, di Toba Dream Cafe, Jakarta Selatan. Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo

Situasi pentas darurat yang terpaksa digelar di pelataran parkir venue acara. Cici Caroline Ranti bahkan sempat menyebutnya sebagai "People Power" secara harafiah.












Posisi berganti sesaat sebelum keriaan usai. Fajar yang semula mengocok marakas kini berkalung gitar. Ode miliknya yang berjudul "Kebenaran Akan Terus Hidup"  akhirnya menjadi tembang pamungkas.


Jeje sempat melayani permintaan foto oleh penggemar, beberapa saat sebelum menghilang kembali ke balik mobil dan motor yang terparkir. Sementara Fajar Merah sudah lebih dulu masuk ke pintu rahasia di belakang parkiran.


"Konser Yang Muda Melawan Lupa" merupakan helatan yang didedikasikan kepada 13 Aktivis Pro Demokrasi yang menjadi korban penghilangan paksa sepanjang tahun 1997 - 1998.


Diinisiasi oleh Partisipasi Indonesia, Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI) dan This Play, konser dimaksudkan untuk menguatkan kembali suara-suara korban dan keluarga korban penculikan, melantangkan kembali suara-suara mereka yang tak pernah lelah mencari, dan menanti kejelasan status keluarganya yang hilang sejak 21 tahun lalu.


Juga sebagai ikhtiar agar kasus penghilangan paksa tersebut tidak terlupakan dan diketahui oleh kaum muda atau generasi milenial di masa sekarang. 


Konser dihadiri oleh aktivis korban penculikan seperti Mugiyanto dan Aan Rusdianto yang memberikan testimoni atas peristiwa kelam itu kepada para generasi muda. Turut hadir juga Paian Siahaan, ayahanda Ucok Siahaan  dan Suyadi, kakak dari Suyat. Keduanya merupakan keluarga dari aktivis yang masih hilang dan belum kembali.


Aktor Jefri Nichol, saat membacakan puisi "Yang Muda Melawan Lupa" dan "Puisi Untuk Adik". Foto by Xiaomi 3S

Punggawa Gugun Blues Shelter Gugun, saat mengguncang pentas. Foto by Xiaomi 3S

Rapper Marzuki, alias Kill The DJ memimpin koor penonton. Foto by Xiaomi 3S
















Selain Jason Ranti dan Fajar Merah, turut tampil juga sebagai bintang tamu sederet musisi dan seniman papan atas nasional. Antara lain Bonita & The Hus Band, Gugun GBS, Kill The DJ, Skastra, Voice of Baceprot, Jefri Nichol, Asmara Abigail, Olga Lydia, serta kakak dari Fajar, yakni Fitri Nganthi Wani yang bermain bersama Seleksi Alam.



Artikel ini juga terbit di Tagar News, setelah angle naskahnya diperkosa sedemikian rupa ~


Eno kini tinggal di Twitland..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1