Hearing Session SORE, Perkenalkan Single di Album Baru | Sebuah Reportase

Penampilan Sore di gelaran Hearing Session lagu baru. (Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo)

Jakarta - Grup musik Sore sukses menggelar hearing session empat buah lagu baru di hadapan penggemarnya pada Kamis malam, 20 Oktober 2022. Keriaan ini, dihelat demi menentukan tembang mana yang bakal dirilis sebagai single baru mereka dalam waktu dekat.

Digelar di IFI Jakarta, acara dibuka dengan penampilan DJ Vertov, Rangkai, dan Magnolia Celebration yang didaulat sebagai musisi tamu. Ketiganya bermain apik di hadapan sekira 150 lebih pasang mata yang memadati tempat keriaan semenjak petang menjelang.

Tepat pukul 21.30 WIB, tiga penggawa Sore yang terdiri dari Firza Achmar Paloh alias Ade Paloh (vocal), Awan Garnida Kartadinata (bass, vocal), dan Gusti Pramudya Dwi Mulya (dram), naik pentas dan menyapa para penggemarnya, serta membuka sesi dengar lagu baru yang dijanjikan.

Sesi ini memberikan kesempatan kepada penonton dan tamu undangan yang hadir untuk mendengar lebih dulu empat buah lagu baru, yakni "Gardenia", "Meraki", "Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murah", dan "Alakah".

Sementara tembang diperdengarkan, trio veteran indie itu duduk di sofa dan menjelaskan mengenai kisah di balik pembuatan lagu-lagu tersebut, termasuk menyebutkan sejumlah nama kolaborator yang dilibatkan.

"Sejak album pertama, Sore selalu menggelar hearing session semacam ini. Tapi baru malam ini, kita melibatkan orang sebanyak ini," kata Bemby Gusti dari atas panggung.

Penampilan Sore di gelaran Hearing Session lagu baru. (Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo)

Tembang pertama yang diperdengarkan berjudul "Gardenia". Ade Paloh selaku penulisnya mengatakan bahwa lagu ini merupakan kelanjutan dari satu lagu di mini album "Mevrouw".

Lagu berjudul "Meraki" menjadi tembang kedua yang diperdengarkan kepada penonton. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata Ade Paloh, kata "meraki" yang diambil sebagai judul memiliki arti "melakukan sesuatu dengan cinta, kreativitas, dan sepenuh jiwa".

Sesi dengar lagu baru berlanjut dengan tembang ketiga berjudul "Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murah" yang --dijelaskan Ade Paloh dan Bemby Gusti--, ditulis bersama Bongky Lebon, seorang kawan lama yang berkunjung secara tiba-tiba ke studio saat Sore rekaman.

Tembang berjudul "Alakah", menjadi lagu terakhir yang diperdengarkan Sore di gelaran hearing session malam itu. Bemby bilang, single ini sejatinya sudah dibuat musiknya di era album "Centralismo", namun baru dirasa sempurna untuk dirilis di album Sore mendatang.

Pada penggarapannya, lagu "Alakah" diisi instrumen gitarnya oleh Iga Massardi (Barasuara). Sementara lirik ditulis oleh Sigit Pramudita (Tigapagi) dengan menukil sejumlah ayat dari empat kitab suci.

Vokal di lagu "Alakah", diisi oleh Bemby, Romantic Echoes dan Sigit Pramudita (Tigapagi).

Usai sesi dengar lagu baru berakhir, Sore meminta kepada pengunjung yang hadir untuk memberikan voting atas keempat tembang tersebut. Lagu yang paling banyak dipilih, nantinya akan menjadi single terbaru yang dirilis pada November 2022 mendatang.

Penampilan Sore di gelaran Hearing Session lagu baru. (Foto: Eno Suratno Wongsodimedjo)

Dalam kesempatan yang sama, Sore juga menyampaikan pengumuman kejutan, yakni rencana peluncuran album baru bertajuk "Quo Vadis, Sore?" pada awal tahun 2023 mendatang.

Album "Quo Vadis, Sore?" rencananya bakal berisi total 15 lagu, termasuk "Gardenia", "Meraki", "Maka Terjadilah Sekilas Kisah Murah", dan "Alakah", serta dua lagu yang telah dirilis sebelumnya, yakni "Real, Is It", dan "Rosa".

Gelaran hearing session kemudian ditutup oleh Sore dengan tampil membawakan sejumlah lagu lama yang jarang dinyanyikan di atas panggung, yakni "Ernestito", "Tatap Berkalam", "In 1997 the Bullet Was Shy", "Keangkuhanku", "Funk The Hole", "Karolina" dan "Musim Ujan".

Dalam penampilannya, Ade Paloh, Awan Garnida, Bemby Gusti dibantu dua musisi muda, yakni Gilang Pramudya di posisi gitar, dan Aufa Kantadiredja di instrumen keyboard.

Gilang Pramudya juga unjuk kebolehan dengan menjadi penyanyi utama pada dua lagu yang dibawakan, yakni di nomor "In 1997 the Bullet Was Shy" dan "Keangkuhanku". []

Artikel ini ditulis oleh Eno dan pernah ditayangkan di portal berita OPSI ID


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berkontemplasi Bersama Jason Ranti, Melalui Bunyi dan Diksi Album Sekilas Info | Sebuah Review

'Sekilas Info' Jason Ranti, Terinspirasi Ibu Soed dan Kasino Warkop

Review Avengers Endgame (Spoiler Alert) Part 1