Postingan

Menyesap Diksi Penuh Adiksi Dari Jason Ranti | Sebuah Review

Gambar
Demajors Sebuah review musik  sok asik, lanjutan dari artikel berjudul : Bertemu Pemuda Idaman Para Pemudi Bernama Jason Ranti Dua atau tiga hari belakangan ini telinga saya mendapat asupan yang lumayan dari "Akibat Pergaulan Blues" milik Jason Ranti. Mendengarnya baru sekarang, saya sungguh merasa amat ketinggalan jaman. Album tersebut sudah dilempar ke pasaran sejak setahun lalu dibawah naungan  label musik demajors dan CD nya masih tersedia dibeberapa lapak penjualan  daring . Saya langsung memutar track " Bahaya Komunis" karena judulnya yang seksi . Saat didengar, ledak tawa meluncur dari rahang saya. Benar-benar musisi jenius. Jeje menertawai pemikiran orang-orang seperti Kivlan Zen dan Habib Rizieq Shihab dengan membuat lirik satir dan komedi gelap tentang isyu kebangkitan komunisme yang belakangan ini semarak. Saya tak ingin mendebat persoalan yang dicibirnya, saya memilih untuk menikmati saja diksi-diksi kocak yang Jason e

Bertemu Dengan Pemuda Idaman Para Pemudi Bernama Jason Ranti

Gambar
The Flowers/Instagram Prolog Selasa sore, 1 May 2018. Dalam sebuah chat obrolan saya dengan Izzy, Road Manager The Flowers, si anak flamboyan ini sedikit memberikan bocoran-bocoran mengenai proses kreatif dalam album The Flowers berikutnya.. "Ada yg asik nih, Jason Ranti nanti kolaborasi gitu di salah satu track di album terbaru Flowers" Celetuknya Nama Jason Ranti bukan sekali-dua kali mampir ke telinga saya, bahkan saya sepertinya pernah sempat hadir di beberapa pagelaran dimana Jason ini tampil. Tapi tanpa mengurangi rasa hormat, saya masih tidak terlalu memberikan perhatian lebih saat itu. Sebagai lelaki normal, saya lebih banyak menaruh perhatian kepada Danilla Riyadi atau Cabrini Asteriska. Heuheuheu.. "Tanggal 7, Flowers main di Eastern Promise, lu dateng dong, No.. Ajak Morgan sekalian" Lanjut Izzy, yang langsung sedemikian rupa saya amini.. Morgan yg dimaksud adalah, pembetot bass dari band cadas RajaSinga , saya sebetulnya tidak terlalu

Barisan Pekarya Kegemaran Yang Siap Gempur Sisa Tahun 2018

Gambar
Sumber Gambar: Istimewa Tidak terasa pertengahan tahun 2018 sudah didepan mata. Berbagai keriuhan diawal tahun sudah dilewati dan dinikmati bersama. Dari mulai film-film keluaran terbaru sampai dengan konser artis luar negeri, dari mulai keriaan Record Store Day, sampai dengan pameran buku Big Bad Wolf. Album dan karya terbaru musisi lokal Indonesia pun tak kalah ambil bagian meramaikan sepertiga tahun penuh warna ini. Sisanya, masih menunggu waktu untuk dikeluarkan. Berikut ini adalah 5 Rekomendasi Karya Terbaru Musisi Indonesia yang akan dilepas rilis pada sisa tahun 2018. Karya musik yang sudah pasti akan patut sekali kalian tunggu. Siapa saja mereka? Sumber Gambar: Lorong Musik 1. Seringai Sejak akhir tahun 2017, melalui vlog pada platform berbagi video youtube , Seringai sudah mengabarkan bahwa mereka tengah memasuki proses produksi album terbaru milik mereka. Menurut keterangan Edy Khemod sang penggebug Drum kepada awak media, 11 track dengan 1 buah

Hanster And The Singlet Army, Memacu Rockabilly Di Record Store Day Indonesia 2018

Gambar
Arena gelaran Record Store Day Indonesia 2018 di Kuningan, Jakarta Selatan, riuh redam. Pengunjung sibuk menguras kocek dengan beringas. Memburu rilisan fisik musik lama maupun baru yang layak koleksi. Diantara kaset-kaset terbitan terbaru tersebut, terselip rilisan milik band beraliran Rockabilly ,  Hanster And The Singlet Army. Album berjudul "Ini Waktu Kita Rockabilly "  milik band asal Jakarta tersebut memang secara khusus dilepas rilis dalam keriaan tahunan ke 7 ini. Di Indonesia, jumlah band beraliran Rockabilly hanya bisa dihitung jari. Borock N Roll asal Jakarta dan The Hydrant asal Bali adalah salah duanya.. Hanster And The Singlet Army sebetulnya adalah sebuah proyek solo seorang teman lama saya bernama Hans Pardede, dikawal 10 orang pemusik The Singlet Army , Hans memekik lagu-lagu berirama Rockabilly khas Boogywoogy era 80'an.. "Sebetulnya ini adalah proyek solo, The Singlet Army adalah teman-teman yang secara bergantian

Under The Bridge Stasiun Cakung, Apa Kabar?

Gambar
Medio tahun 2000an adalah era transisi dalam segala bidang. Sebuah era milenium baru yang dengan segala kemajuannya membawa teknologi konvensional menuju pola digitalisasi kedalam berbagai industri. Wajah kancah musik lokal pun turut terkena imbasnya.. Didalam negeri, era Reformasi Politik baru saja terjadi kala itu, anak muda sedang dimanja oleh anugerah kebebasan berpendapat dan keterbukaan informasi. sedang di luar, dunia sedang gandrung dengan Compact Disk (CD) atau Video Compact Disk (VCD) Anak-anak muda yang memang sudah berjejaring dalam kancah musik bawah tanah sejak sebelum era Reformasi terjadi, sedikit demi sedikit mulai mendapat exposure nya ditengah masyarakat,  kemudian terus berkembang.. Berbagai jaringan musisi bawah tanah baru mulai ikut bermunculan. Membuat Home Recording, memproduksi Album CD Kompilasi, Video Klip dan lain-lain secara swadaya. Salah satu pergerakan bawah tanah tersebut adalah Komunitas Cakung Unity.. Sebuah tempat di sudut peron